Contoh Karya Ilmiah
PENGARUH
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI
TERHADAP
BIDANG AKUNTANSI MANAJEMEN[1]
JL.
SISINGAMANGARAJA, SITOLUAMA
LAGUBOTI,
22381
E-mail
: if11053@students.del.ac.id
12/11/2011
ABSTRAK
Perkembangan teknologi
informasi membawa perubahan yang signifikan dalam dunia bisnis. Ada berbagai
macam sistem informasi dengan menggunakan teknologi informasi yang muncul,
antara lain Electronic Data Processing Systems, Data Processing Systems (DPS), Decision
Support System (DSS), Management Information System (MIS), Executive Information Systems (EIS), Expert
System (ES) dan Accounting Information System (AIS). Perkembangan teknologi informasi juga berpengaruh
terhadap bidang akuntansi manajemen selaku bidang penghasil informasi dalam
rangka perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan manajemen. Pengaruh
tersebut dapat bersifat menguntungkan maupun merugikan perusahaan.
Kata kunci: teknologi
informasi, akuntansi manajemen, informasi, pengambilan keputusan.
BAB
I
PENDAHULUAN
Pada masa kini,
sebagian besar masyarakat semakin merasakan informasi sebagai salah satu
kebutuhan pokok disamping kebutuhan akan sandang, pangan dan papan. Seiring
dengan hal itu, informasi telah berubah bentuk menjadi suatu komoditi yang
dapat diperdagangkan. Keadaan ini terbukti dengan semakin berkembangnya bisnis
pelayanan informasi, seperti stasiun televisi, surat kabar, radio dan internet
yang telah memasuki sendi-sendi kehidupan manusia. Perubahan lingkungan yang
pesat, dinamis dan luas tersebut didukung oleh kemajuan teknologi informasi
disegala bidang. Hal ini telah mendorong
transformasi masyarakat tradisional menjadi masyarakat informasi.
Perkembangan teknologi
informasi telah membawa dampak dalam kehidupan masyarakat. Sejak diketemukannya komputer pada tahun
1955, peradaban dunia telah memasuki era informasi. Teknologi informasi dengan
komputer sebagai motor penggeraknya telah mengubah segalanya. Pemrosesan
informasi berbasis komputer mulai dikenal orang dan hingga saat ini sudah
banyak software yang dapat digunakan
orang sebagai alat pengolah data untuk menghasilkan informasi. Dibidang
akuntansi, sistem pemrosesan informasi akuntansi berbasis komputer banyak
ditawarkan dengan tujuan untuk memberikan kemudahan bagi para akuntan untuk
menghasilkan informasi yang dapat dipercaya, relevan, tepat waktu, lengkap, dapat dipahami, dan
teruji.
Dalam era bisnis
global, pengaruh kemajuan teknologi informasi tidak dapat dihindarkan lagi,
seperti penggunaan telepon, faksimili, komputer, dan satelit dalam berbagai
aktivitas sarana berkomunikasi perusahaan. Teknologi informasi memungkinkan
manusia untuk memperoleh informasi dari tempat yang berjauhan dalam waktu yang
singkat dan dengan biaya yang murah.
Manajemen organisasi
harus tanggap pada perubahan lingkungan ini jika ingin organisasinya tetap
dapat bertahan dan meningkat kinerjanya. Manajemen organisasi juga harus
sensitif terhadap pengaruh perkembangan teknologi yang mencakup informasi,
peralatan teknik dan proses dalam mengubah input menjadi output. Selain
itu, manajemen harus dapat memahami
dengan baik peran system informasi dalam organisasi (Eliot, 1992).
Perubahan lingkungan
ini juga menuntut akuntansi manajemen sebagai suatu sistem informasi untuk
menyediakan informasi yang dapat dipercaya, relevan, tepat waktu, lengkap,
dapat dipahami, dan teruji dalam rangka pengambilan keputusan manajemen.
BAB
II
2. 1 TEKNOLOGI INFORMASI DAN PERKEMBANGANNYA
Teknologi informasi muncul sebagai akibat semakin
merebaknya globalisasi dalam kehidupan organisasi, semakin kerasnya persaingan
bisnis, semakin singkatnya siklus hidup barang dan jasa yang ditawarkan, serta
meningkatnya tuntutan selera konsumen terhadap produk dan jasa yang ditawarkan. Untuk mengantisipasi semua ini, perusahaan
mencari terobosan baru dengan memanfaatkan teknologi. Teknologi diharapkan
dapat menjadi fasilitator dan interpreter. Semula teknologi informasi digunakan
hanya terbatas pada pemrosesan data. Dengan semakin berkembangnya teknologi
informasi tersebut, hampir semuaaktivitas organisasi saat ini telah dimasuki
oleh aplikasi dan otomatisasi teknologi informasi.
Teknologi informasi dapat didefinisikan sebagai
perpaduan antara teknologi komputer dan telekomunikasi dengan teknologi lainnya
seperti perangkat keras,perangkat lunak,
database, teknologi jaringan, dan peralatan telekomunikasi lainnya.
Selanjutnya, teknologi informasi dipakai dalam sistem informasi organisasi
untuk menyediakan informasi bagi para pemakai dalam rangka pengambilan
keputusan.
Ada berbagai macam sistem informasi dengan
menggunakan teknologi informasi yang muncul, antara lain Electronic
Data Processing Systems, Data Processing
Systems (DPS), Decision Support System (DSS), Management Information System
(MIS), Executive Information Systems (EIS), Expert System (ES) dan Accounting
Information System (AIS) (Bodnar,
1998). Saluran komunikasi yang dapat
digunakan untuk berkomunikasi adalah
standard telephone lines, coaxial cable, fiber optics, microwave
systems, communications satellites, cellular radio and telephone. Sedangkan konfigurasi jaringan yang dapat
dipakai untuk berkomunikasi adalah Wide
Area Network (WAN), Local Area Network
(LAN), dan C lient/Server Configurations (Romney, 2000).
EDP adalah penggunaan teknologi komputer untuk
menyelenggarakan pemrosesan data yang berorientasi pada transaksi organisasi.
Sistem ini digunakan untuk mengolah data transaksi yang sifatnya rutin
(sehari-hari). Sistem ini tidak dapat membantu pekerjaan pihak manajemen yang
berkaitan dengan pengambilan keputusan. Sistem ini hanya bermanfaat untuk
meningkatkan ketepatan waktu dan frekuensi penyajian laporan. Secara fundamental, EDP merupakan aplikasi
system informasi akuntansi dalam setiap organisasi. Istilah data
processing (DP) sebenarnya sama dengan EDP.
MIS merupakan penggunaan teknologi komputer untuk
menyediakan informasi yang berorientasi pada manajemen level menengah. MIS mengakui adanya kenyataan bahwa para
manajer dalam suatu organisasi membutuhkan informasi dalam rangka pengambilan
keputusan dan bahwa sistem informasi berbasis komputer dapat membantu
penyediaan informasi bagi para manajer.
DSS adalah suatu sistem informasi yang datanya
diproses dalam bentuk pembuatan keputusan bagi pemakai akhir. Karena
berorientasi pada pemakai akhir, maka DSS membutuhkan penggunaan model-model
keputusan dan database khusus yang berbeda dengan sistem DP. DSS diarahkan pada penyediaan data yang
nyata, khusus, dan informasi yang tidak rutin yang diminta oleh manajemen. DSS
dapat digunakan untuk menganalisis kondisi pasar sekarang atau pasar potensial.
DSS juga dapat membantu mengubah proses bisnis, dimana umumnya manajer membuat
semua keputusan, namun dengan adanya teknologi informasi seperti decision
support tools, access database, dan modelling software, pengambilan keputusan
menjadi bagian setiap orang.
ES merupakan sistem informasi yang berbasis pada
pengetahuan yang menggunakan pengetahuan tentang bidang aplikasi khusus untuk
menjalankan kegiatan sebagai konsultan ahli bagi pemakai akhir. Seperti DSS, ES
membutuhkan penggunaan model-model keputusan manajemen dan database khusus.
Tidak seperti DSS, ES juga membutuhkan pengembangan basis pengetahuan dan inference
engine. Jika DSS membantu manajemen dalam rangka pengambilan keputusan,
maka ES membuat keputusan tersebut.
EIS merupakan suatu sistem informasi yang berkaitan
dengan kebutuhan manajemen puncak mengenai informasi strategik dalam proses
pengambilan keputusan strategik.
Sedangkan AIS merupakan sebuah sistem yang menyediakan informasi
bersifat keuangan dan non keuangan bagi para pengambil keputusan. Penggunaan
teknologi informasi pada aktivitas perusahaan seperti pada value chain dapat menghasilkan beberapa
keuntungan, seperti penghematan biaya, percepatan waktu operasi, peningkatan
produktivitas, percepatan waktu pengiriman barang dan jasa kepada pelanggan,
serta peningkatan nilai barang dan jasa yang tinggi pada pelanggan.
Salah satu teknologi informasi yang tidak kalah
pentingnya adalah pemakaian Electronic Data Interchange (EDI). EDI adalah komunikasi antar komputer dengan
tujuan meningkatkan efektivitas dan mengurangi pekerjaan yang sifatnya
klerikal. Hansen dan Hill (1989) mendefinisikan EDI sebagai pergerakan dokumen
bisnis dalam format terstruktur antara berbagai patner bisnis dalam suatu
organisasi. Dengan EDI, dokumen yang diterima dapat memerintahkan komputer
secara otomatis. EDI yang terintegrasi memberikan peluang pada manajer untuk
berkonsentrasi penuh pada pengambilan keputusan strategik dan meningkatkan
kemampuan dalam pengendalian beberapa aktivitas.
Teknologi akan terus berkembang. Teknologi informasi
yang kuat akan menjadi competitive edge bagi perusahaan dan sekaligus
menjadi entry barrier (Fasio, 1994).
Bagi organisasi yang ingin maju dan berkembang, tidak ada alasan untuk tidak
menggunakan teknologi sepanjang hal itu dapat mempermudah perusahaan
menyesuaikan diri dengan lingkungannya (Hanscombe, 1989).
2.2 PENGARUH PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP BIDANG AKUNTANSI MANAJEMEN
Sistem informasi akuntansi manajemen adalah sistem
informasi yang memproses input sehingga menghasilkan output untuk mencapai
tujuan khusus manajemen. Proses adalah inti dari sistem informasi akuntansi
manajemen. Proses dapat dijelaskan oleh
aktivitas seperti pengumpulan, (collecting),
pengukuran (measuring), penyimpanan ( storing), analisis ( analysis), pelaporan
( reporting), dan pengelolaan (managing)
informasi. Output yang dihasilkan dapat berupa laporan khusus, biaya produksi,
biaya pelanggan, anggaran, laporan kinerja, bahkan komunikasi personal. Model
operasional dari sistem informasi akuntansi manajemen diilustrasikan pada
Gambar 1.
Sistem informasi akuntansi manajemen mempunyai tiga
tujuan utama, yaitu (1) untuk menyediakan informasi yang digunakan dalam
perhitungan biaya jasa, produk dan tujuan lain yang diinginkan manajemen, (2)
untuk menyediakan informasi yang digunakan dalam perencanaan, pengendalian,
pengevaluasian, dan perbaikan yang berkesinambungan, serta (3) untuk
menyediakan informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan (Hansen, 2000).
Ketiga tujuan ini mengungkapkan bahwa manajer dan pengguna lainnya membutuhkan
informasi akuntansi manajemen dan perlu mengetahui bagaimana cara
menggunakannya.
Informasi akuntansi manajemen dapat membantu
manajemen mengidentifikasikan suatu masalah, menyelesaikan masalah, dan mengevaluasi
kinerja. Informasi akuntansi manajemen dibutuhkan dan digunakan dalam semua
lingkup manajemen, meliputi perencanaan, pengendalian dan pengambilan
keputusan. Lebih jauh lagi, kebutuhan akan informasi tidak terbatas pada organisasi
manufaktur, tetapi juga mencakup organisasi dagang dan jasa.
GAMBAR
Operational
Model: Management Accounting Information System
|
|
|
|
Sumber: Hansen (2000:4)
Lingkungan ekonomi yang dihadapi banyak perusahaan
dewasa ini telah menuntut adanya pengembangan terhadap praktek-praktek
akuntansi manajemen yang inovatif dan relevan. Tekanan persaingan global telah
mengubah lingkungan ekonomi. Perubahan ini menyebabkan terciptanya lingkungan
baru pada bidang akuntansi manajemen, setidak-tidaknya untuk sejumlah besar
organisasi. Karena lingkungan berubah, maka akuntansi manajemen tradisional
tidak digunakan lagi. Faktor-faktor kunci perubahan ini adalah (1) orientasi
kepada pelanggan, (2) perspektif lintas fungsional, (3) persaingan global), (4)
manajemen mutu total (TQM), (5) waktu sebagai unsur kompetitif, (6) kemajuan
dalam teknologi informasi, (7) kemajuan lingkungan manufaktur, (8) pertumbuhan
dan deregulasi dalam industry asa, dan (9) manajemen berdasarkan aktivitas
(ABM).
Ada dua kemajuan yang signifikan berhubungan dengan
teknologi informasi. Yang pertama erat kaitannya dengan manufaktur yang
terintegrasi dengan komputer
(Computer-Integrated Manufacturing = CIM). Dengan proses produksi
terotomatisasi, komputer digunakan untuk memonitor dan mengendalikan berbagai dapat
dikumpulkan dan dilaporkan kepada manajer dengan segera. Apa yang sedang terjadi
di bagian produksi dapat diketahui dengan segera pula. Sekarang sudah dimungkinkan
untuk memantau produk secara terus menerus ketika mereka bergerak menuju pabrik
dan mencatat berbagai hal pada saat yang sama, seperti Lingkungan ekonomi yang
dihadapi banyak perusahaan dewasa ini telah biaya unit yang diproduksi, bahan
yang digunakan, sisa, dan biaya produksi. Hasilnya adalah suatu sistem
informasi yang secara terpadu mengintegrasikan data proses produksi dengan
pemasaran dan akuntansi.
Otomatisasi tersebut dapat meningkatkan kuantitas
dan kecepatan informasi. Karena manajer memanfaatkan nilai sistem informasi
yang lebih kompleks, maka mereka harus memiliki akses data dari sistem dan
mampu memilah serta menganalisisnya secara cepat dan efisien. Di lain pihak,
ini mengimplikasikan bahwa alat-alat untuk analisis harus andal.
Akhirnya, dalam mengadopsi dan mengimplementasikan
teknologi informasi harus juga disesuaikan dengan kultur atau budaya manusia
secara umum. Jangan sampai dalam
mengadopsi dan mengimplementasikan teknologi informasi tersebut hanya melihat
dari sisi teknologinya saja tanpa mempertimbangkan konteks social dan kultur di
negara asal yang kondisinya jauh berbeda. Dari gambaran diatas, terdapat suatu
fenomena yang menarik, yaitu sistem informasi dan teknologi yang canggih akan
memberikan peluang untuk membuat organisasi lebih hidup.
BAB
III
BERBAGAI MASALAH YANG TIMBUL AKIBAT
PERKEMBANGAN
TEKNOLOGI
INFORMASI DAN CARA MENGATASINYA
Perkembangan teknologi informasi disatu sisi
menguntungkan akuntansi manajemen. Tetapi disisi lain dapat menimbulkan
beberapa masalah. Bahkan teknologi informasi merupakan salah satu penyebab
adanya tekanan bisnis pada organisasi. Permasalahan yang timbul akibat perkembangan
teknologi informasi adalah sebagai berikut:
a. Untuk
menerapkan teknologi informasi dalam
perusahaan memerlukan biaya yang besar. b.
Pengembangan teknologi informasi tidak hanya membutuhkan pengetahuan dan
kemampuan teknis di bidang akuntansi saja, tetapi pengetahuan tentang teknologi
informasi juga harus dikembangkan. Hal
ini berkaitan dengan masalah information literacy yang perlu ditingkatkan agar
pemanfaatan teknologi informasi dapat dioptimalkan. Pengetahuan mengenai teknologi informasi
bukan sekedar pengetahuan secara teknis, akan tetapi lebih pada kekuatannya
secara strategis.
c. Teknologi
informasi yang diterapkan tersebut harus
acceptable, artinya dapat diterima oleh semua orang yang akan menggunakannya. Jika perkembangan teknologi tidak acceptable, maka dapat menimbulkan perilaku
yang tidak diharapkan seperti resistance
to change (penolakan terhadap perubahan). Resistance to change muncul karena
tidak semua orang mudah menerima perubahan dan menganggap bahwa adanya perubahan
berarti hambatan, bahkan dapat merupakan ancaman. Resistance to change juga dapat timbul
karena kurangnya pengetahuan atau ketidakmampuan dalam mengoperasikan teknologi
informasi yang baru. Sebaliknya, bagi
orang-orang yang dinamis, perkembangan teknologi informasi merupakan dorongan
untuk semakin mengembangkan diri. Beberapa contoh anggapan bahwa perkembangan
teknologi informasi merupakan ancaman, yaitu seorang mandor yang merasa kedudukannya
terancam jika pihak manajemen memutuskan untuk menggunakan sistem pengawasan
terpusat dengan monitor kamera. Atau
seorang manajer menganggap perubahan sebagai ancaman bila wewenang dan
kekuasaan yang dimilikinya menjadi berkurang akibat penerapan teknologi
informasi.
d.
Perkembangan teknologi informasi menuntut semakin banyaknya keahlian
yang dimiliki oleh karyawan atau pekerja dalam organisasi. Oleh karena itu pendidikan tambahan dan
pelatihan sangat diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dari
karyawan atau pekerja.
e.
Perkembangan teknologi informasi juga memungkinkan hilangnya kesempatan kerja
khususnya bagi karyawan tingkat bawah, karena teknologi informasi tersebut
dapat menjalankan tugas mereka.
Teknologi informasi hanya menciptakan kesempatan kerja baru bagi tenaga
ahli atau individu yang benar- benar memenuhi kualifikasi.
f. Dipihak
lain ada yang beranggapan bahwa perkembangan teknologi informasi dapat
menimbulkan pemborosan, karena diperlukan biaya yang besar untuk pengadaan
peralatan-peralatan yang canggih yang diperlukan serta pengadaan pelatihan bagi
karyawan untuk meningkatkan pengetahuan dan keahlian yang dimiliki.
g. Ada juga
pihak yang tidak senang dengan kehadiran komputer yang dianggap menjadikan
mereka malas bekerja dan membosankan.
Keadaan ini disebut dengan
functional fixaction (tidak bersedia menerima sesuatu yang baru walaupun
sesuatu yang baru itu lebih bermanfaat).
h. Dengan
semakin canggihnya teknologi informasi maka memungkinkan munculnya kejahatan-kejahatan
teknologi informasi. Untuk mengatasi berbagai masalah yang timbul akibat
perkembangan teknologi informasi, maka diusahakan beberapa tindakan. Masalah resistance to change harus dihilangkan karena
hal ini dapat mengakibatkan menurunnya produktivitas, meningkatkan angka
absensi, dan mengurangi motivasi atau pemogokan kerja (Gordon, 1993). Untuk
mencegah kondisi yang tidak diinginkan, Gordon menyarankan agar anggota
organisasi atau pekerja dilibatkan dalam pelaksanaantugas tertentu dan
menciptakan lingkungan yang mendukung kualitas anggota organisasi. Selain itu perlu memberikan kesadaran pada
karyawan bahwa penggunaan teknologi informasi dapat memberikan manfaat dalam
jangka panjang dan menunjukkan kelemahan sistem lama. Selanjutnya Gordon
mengajukan beberapa hal yang harus dilakukan untuk mengurangi resistance to change terhadap perubahan
implementasi teknologi informasi, antara lain
communication, educational program, evolusional change, employee
involment, new policies and procedures, staff change, temporary structure dan
steering committee. Untuk dapat memiliki keahlian dan kemampuan tentang
teknologi informasi, maka anggota organisasi perlu mendapatkan tambahan
pendidikan dan pelatihan serta pemberian ketrampilan-ketrampilan yang relevan.
Selain itu, sebelum pihak manajemen organisasi
mengimplementasikan teknologi informasi yang baru, mereka harus mempertimbangkan
besarnya biaya yang diperlukan dan manfaat yang akan diperoleh (cost – benefit analysis). Teknologi
informasi akan diterapkan apabila manfaat yang diperoleh dengan menggunakan
teknologi informasi lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan untuk
mengimplementasikan teknologi informasi.
Hal ini disebut juga sebagai value of information technology. Oleh karena
itu, akuntan manajemen perlu mempertimbangkannya dengan baik sebelum mengambil
keputusan. Keamanan harus senantiasa
ditingkatkan, untuk menghindari penyalahgunaan teknologi informasi. Misalnya dengan menyimpan komputer pada
tempat yang aman, hanya boleh digunakan oleh orang-orang tertentu yang
berkepentingan, penggunaan password, dan pembuatan access control matrix.
BAB
IV
KESIMPULAN
Untuk mempertahankan kelangsungan hidup suatu
organisasi, harus disadari bahwa lingkungan usaha akan selalu berubah, termasuk
teknologi informasi yang juga mengalami perkembangan. Dengan berkembangnya
teknologi informasi mengakibatkan perubahan-perubahan dalam bidang akuntansi
manajemen. Akuntansi manajemen akan menyesuaikan dengan perkembangan kegiatan perusahaan.
Kehadiran teknologi informasi memberikan banyak
manfaat bagi perusahaan, seperti mampu meringankan aktivitas bisnis yang
kompleks serta menghasilkan informasi yang dapat dipercaya, relevan, tepat waktu,
lengkap, dapat dipahami, dan teruji dalam rangka perencanaan, pengendalian dan
pengambilan keputusan manajemen. Selain
itu efisiensi operasi perusahaan dan kinerja perusahaan juga dapat
ditingkatkan. Akibatnya perusahaan dapat tetap bertahan dalam era informasi
serta mampu menghadapi persaingan pasar global.
Selain menghasilkan manfaat, perkembangan teknologi
informasi juga dapat menimbulkan beberapa dampak negatif bagi perusahaan,
seperti tertutupnya kesempatan kerja, timbulnya
resistance to change serta
timbulnya kejahatan- kejahatan teknologi informasi yang dapat merugikan
perusahaan.
Tabel
Perkembangan IT
Tahun
|
Peristiwa Penting
|
1972 s/d 1975
|
PUSILKOM UI mulai
melakukan kegiatan operasionalkomputasi di lingkungan kampus UI.
|
1975 s/d 1986
|
UI kembali mengirimkan 4 (empat) orang staf PUSILKOM keAmerika Serikat untuk melanjutkan studi tentang ilmukomputer
|
1984
|
Beberapa jaringan teknologi informasi di Indonesia mulaiterhubung ke internet melalui jaringan UI-net.
Jaringaninternet Indonesia pada saat itu berjalan di atas protokol
UUC,sedangkan umumnya menggunakan TCP/IP. Domain .id sudahmuncul dan diakui
pada tahun ini
|
11986-an
|
Adanya kegiatan
Amatir Radio club(ARC) ITB yang membangun
jaringan internet dengan menggunakankomputer Apple II dihubungkan dengan
jaringankomunikasi memakai link radio amatir untuk mengoperasikan internet.
|
1988
|
Program studi ilmu komputer untuk jenjang S-2 dibuka di UI
|
1988 s/d 1989
|
UI dipilih menjadi
gateway internet pertama di Indonesia,sekaligus sebagai koordinator
pendaftaran domain .id internetprotokol berbasis UUC.
|
1990-an
|
Mulai dikembangkannya
jaringan komputer denganmenggunakan teknologi
packet radio pada band 70 cm dan 2 msecara luas
|
1986 s/d 1993
|
PUSILKOM UI ditunjuk
oleh Depdikbud sebagai salah satuPusat Antar universitas (PAU) dalam bidang ilmu komputer.
|
1993
|
IPTEKNET menjadi situs
pertama yang resmi terhubungdengan internet.
|
1994
|
Munculnya
Internet
Service Provider
(ISP) pertama
diIndonesia yaitu indonet (www.indo.net.id
|
1995
|
PT Telkom melalui
divisi riset dan teknologi memberikansambungan
leased line 14,4
Kbps sebagai bagian dariIPTEKNET
Departemen Pekerjaan
Umum tercatat sebagai instansidepartemen pemerintah Indonesia yang pertama
kali
On
|
1996
|
ITB terhubung ke
jaringan penelitian Asia Internet Interconnection Initiatives
(AI3). Bandwidth
internet pundi tambah sampai 1,5 Mbps ke Jepang yang terusditambah dengan
sambungan ke TelkomNet dan IIX 2Mbps
Terbentuknya APJII
(Asosiasi Penyelenggara Jasa InternetIndonesia) yang memfasilitasi munculnya
banyak ISP.
Munculnya layanan
internet dial up dengan akses 33,6Kbps.
|
1997
|
Layanan internet dial up mengalami kenaikan dari 33,6 Kbpsmenjadi rata-rata 56 Kbps
|
1998
|
Pemerintah daerah mulai masuk ke internet. Pemda pertamayang melakukan koneksi ke internet adalah Pemerintah
DaerahSamarinda (www.samarinda.go.id).
|
1999
|
Dikeluarkannya UU tentang
telekomunikasi no. 36/1999.
Inisiatif gerakan
berbasis teknologi informasi mulaimencapai puncaknya
Perusahaan dotcom
dan media-media yang memilikisegmen pendidikan teknologi informasi
bermunculan diIndonesia.
Kegiatan promosi,
pameran, seminar, dan konferensiinternasional teknologi informasi di
selenggarakan secaraberuntun.
|
2002
|
Secara resmi pemerintah Indonesia meluncurkan portalnasional pada tanggal 20 Mei 2002 dengan
alamatwww.indonesia.go.id
|
DAFTAR
PUSTAKA
Bodnar,
George H. and William S. Hopwood, (1998). Accounting Information System. 7th
edition. Upper Saddle River-New Jersey:Prentice-Hall International, Inc.
Elliot,
Robbet K. (June 1992). ”The Third Wave Break on the Shore of Accounting”. Accounting
Horizon, vol. VI/2, page:61.
Fazio,
Regina (March-April 1994). “The Right Way to go Global:an Interview with Whirpool
CEO, Davit Whitman”. Harvard Business Review, page:135-145.
Gordon, Judit R. (1993). Organizational Behavior. 4th edition. Needham Height- Mampu: Allyn and
Bacon.
Hanscombe,
Richard and Philiph Norman (1989). Strategic
Leadership: The Missing Link. International edition, Singapore: Mc Grawhill
Book Co
Hansen,
Don R. and Maryanne M. Mowen (2000).
Managemen Accounting. 5th
edition. Cincinnati-Ohio: South-Western College Publishing.
Hansens,
JV. And NC. Hill (December 1989). “Control and Audit of Electronic Data Interchange”.
MIS Quarterly. page:402-403.
Romney,
Marshall B. and Paul John Steinbart (2000).
Accounting Information System. 8th edition. Upper Saddle River-New
Jersey: Prentice-Hall International, Inc.
Simamora, Henry (1999). Akuntansi Manajemen.
Jakarta:Salemba Empat.
[1] Disampaikan pada Seminar
mengenai TIK di Jurusan Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas
Kristen Petra
Comments
Post a Comment